메인메뉴 바로가기본문으로 바로가기

2021 WINTER

Kerajinan Logam, Andalkan Sentuhan Tangan

Dibuat seluruhnya dengan sentuhan tangan, karya-karya pengrajin logam Sim Hyun-seok menyalurkan kepekaan yang hangat dan estetika yang terpadu. Sim bekerja secara teratur pada waktu yang telah ditentukan setiap harinya, percaya bahwa barang-barang buatan tangan dapat memperkaya kehidupan kita.

interview1.jpg

Pengrajin Logam Sim Hyun-seok di studionya di Gapyeong, Provinsi Gyeonggi. Sebagian besar karyanya adalah variasi pada benda-benda sehari-hari yang umum,dalam hasil dari prosesnya ia menemukan solusi untuk kebutuhannya sendiri dan kemudian mengubah eksperimen yang paling sukses menjadi karya seninya.

Sin Hyun-seok, Seorang pengrajin logam, memindahkan studio dan rumahnya ke Gapyeong, Provinsi Gyeonggi beberapa tahun lalu. Keputusan ini merupakan cerminan dari keinginan lama Sim untuk hidup bertani dan memelihara bunga. Sampai saat itu, ia menghabiskan sebagian besar waktunya di studio gurunya yang terletak di Hwagok-dong, Seoul. Itu merupakan kegiatan magangnya yang berlangsung selama 26 tahun, suatu hal yang mungkin kurang bisa dipahami oleh generasi muda dewasa ini yang lebih mementingkan waktu luang dan privasi. Bagi seniman yang telah lama menjalani hari-harinya sebagai “murid”, terdapat kejujuran dan kelugasan dalam menerima semua proses apa adanya. Buah karyanya seperti kamera lubang jarum yang seluruhnya dibuat sendiri hingga komponen terkecilnya, aksesoris dan perkakas sehari-hari – semuanya merupakan barang-barang yang digunakan dalam kehidupan nyata.

Setelah lulus dari jurusan kesenian Universitas Konkuk, Sim memperdalam studinya mengenai kerajinan logam di Perguruan Tinggi Seni dan Desain Nova Scotia (Nova Scotia College of Art and Design), Kanada, dan memperoleh gelar Magister Seni. Pada tahun 2016, ia memperoleh “Penghargaan Pengrajin Logam Tahun Ini” yang diselenggarakan oleh Museum Kerajinan Yoolizzy (museum yang didirikan untuk menghormati Profesor Yoo Lizzy, pelopor kerajinan logam kontemporer Korea) dan disponsori oleh Korea Zinc. Sejak itu, Sim memperlihatkan karyanya dalam pameran di galeri dan institusi terkemuka di dalam dan luar negeri, dan memperkuat reputasinya sebagai seniman yang memiliki keterampilan tinggi dan dunia pengkaryaan yang menarik.

Perak tampaknya digunakan sebagai bahan pilihan Anda. Apakah ada alasan khusus? Apa yang membuat perak menjadi bahan yang begitu menarik bagi Anda?
Di istana Dinasti Joseon (1392-1910), sendok perak digunakan untuk memastikan tidak adanya zat racun yang berbahaya bagi tubuh manusia. Ketika zat racun bersentuhan dengan perak, maka warna perak akan berubah hitam. Ini juga berarti bahwa perak mudah menyerap zat-zat yang berbahaya. Itulah sebabnya saya menyimpan kepingan perak di dalam botol minum saya karena dapat menjaga kesegaran dan meningkatkan kualitas air. Karena peralatan perak mahal, banyak orang hanya menyimpannya di dalam lemari pajangan. Akan tetapi, jika demikian warna perak akan berubah. Perak yang digunakan setiap hari tidak akan mengalami perubahan warna.

Selain itu, orang-orang cenderung berpikir bahwa perak sulit diolah karena sifatnya yang lembut, namun sebenarnya tidaklah demikian. Sterling silver, yang digunakan dalam kerajinan logam, terdiri dari 92,5% perak murni dan 7,5% tembaga sehingga sangat kuat. Tentu saja, harganya pun terjangkau.

Apa yang Anda kerjakan akhirakhir ini?
Saya terus membuat berbagai aksesoris termasuk bros berbentuk anjing, dan terus mengeksplorasi bentuk geometris. Saya membutuhkan pekerjaan yang menyenangkan agar dapat menciptakan karya yang mendetail dan estetis. Jadi, saya mencari keseimbangan di dalamnya.

Baru-baru ini, saya sedang membuat peralatan makan dengan bahan stainless steel. Bahan ini sangat baik untuk membuat peralatan makan karena jauh lebih kuat dibandingkan bahan-bahan lainnya dan tidak mengalami perubahan warna seperti perak, kuningan, atau tembaga. Akan tetapi, material ini sulit diolah. Yang perlu dilakukan bukanlah menyolder, melainkan pengelasan; dan ada bagian di mana saya harus melampaui keterampilan tingkat bengkel ke tahap industri, sehingga membuat saya memikirkan bagaimana melakukan pekerjaan tersebut dengan cara saya sendiri.

interview2.png

Aksesoris geometris. Sim biasanya menggunakan perak murni, logam yang lebih keras, dan baru-baru ini mulai menggunakan baja tahan karat juga. Courtesy of Sim Hyun-seok

interview3.png

Aksesoris menarik dan lucu. Melatih keseimbangan rasa, seniman bergeser dari proyek yang teliti dan berorientasi estetis ke yang lebih ringan dan menyenangkan. Courtesy of Sim Hyun-seok

interview4.png

Karya Sim yang paling representatif adalah kamera lubang jarum peraknya yang berfungsi penuh. Setiap bagian kamera – mulai dari badan hingga setiap gigi dan komponen di dalamnya – dibuat dengan tangan. Hanya satu dari kamera ini yang membutuhkan beberapa bulan untuk diproduksi. Courtesy of Sim Hyun-seok

Apakah yang Anda maksudkan dengan “cara sendiri”?
Maksudnya, melakukan semua proses dari awal hingga selesai dengan kedua tangan saya sendiri. Saya sangat menyadari tentang apa yang sebenarnya mampu saya lakukan, dan saya selalu ingin melakukan yang terbaik dalam batas dan kemampuan tersebut. Biasanya sulit untuk membuat benda-benda kecil yang pas tergenggam dalam telapak tangan. Namun, saya pandai membuat karya semacam itu dan saya ingin menjadi lebih terampil dalam hal ini.

Bagaimana kisah pembuatan kamera lubang jarum yang menjadi mahakarya Anda?
Kamera lubang jarum memang karya yang membuat nama saya dikenal dunia, namun sudah beberapa tahun berlalu sejak terakhir kali saya membuatnya. Sekitar 20 tahun yang lalu, saya beruntung mendapatkan kamera leica dengan harga murah. Namun, untuk menampung gambar karya saya, saya membutuhkan lensa kamera yang lain. Ketika saya mencari tahu harganya, ternyata berkisar antara 900 hingga 1.000 dolar. Jadi, saya berpikir untuk coba membuatnya sendiri, dan ketika saya memasang lensa buatan saya, ternyata kamera itu mampu mengambil gambar. Kemudian saya berpikir bahwa saya mungkin bisa membuat bodi kameranya juga. Begitulah akhirnya saya membuat kamera dengan tangan saya sendiri, dan ketika saya mengambil gambar dan mencuci filmnya, muncullah sebuah foto yang utuh.

Apakah ada alasan khusus mengapa Anda melakukan magang selama bertahun-tahun?
Saat masih kuliah, saya kebetulan bertemu dengan Bapak Woo Jin-soon. Beliau datang ke kampus untuk mem beri kan kulia h dan kemudian kami menjadi saling mengenal. Ada banyak hal dari beliau yang membuat saya tertarik, dari cara beliau bekerja mengolah perak hingga nilai estetisnya. Karena beliau lulusan Universitas Negeri Seni Kerajinan dan Desain Stockholm, Sweden (Konstfack university of Arts, Craft, and Design), saya juga senang belaja r mengenai sen i man-sen i man Eropa Utara dari beliau, mengenai jenis dan cara mereka membuat karya tersebut. Saya bekerja bersama beliau dari tahun 1992 hingga 2018. Ada kalanya kami bertemu pada hari Sabtu, tetapi selain akhir pekan, biasanya kami bekerja pada hari kerja dari jam 5-6 pagi hingga jam 3-4 sore. Namun pada akhirnya, beliau harus mengosongkan studionya sehingga membuat saya pindah ke sini.

interview11.jpg

Sebuah karya Sim Hyun-seok, dipamerkan di acara grup Kerajinan Awon 2009, “Perjalanan Penjaja”. Banyak karya Sim yang paling mengharukan berukuran kecil, membutuhkan konsentrasi yang intens dan perhatian yang ekstrem terhadap detail. Courtesy of Sim Hyun-seok

Apa yang Anda peroleh dari pengalaman magang Anda?
Sejujurnya saya adalah orang yang sangat ceroboh. Namun, selama belajar dengan Bapak Woo, saya mulai mendengar sebutan bahwa saya teliti dalam bekerja. Saya tidak pernah melewatkan proses yang harus dijalani, dan kemudian hal tersebut menjadi sebuah kebiasaan dan sikap kerja saya. Ambil pekerjaan amplas sebagai contohnya. Angka amplas seperti 240, 400, 600, dan seterusnya, semakin tinggi angka tersebut, maka amplas tersebut dapat semakin memperhalus permukaan logam yang digosok. Saya tidak pernah melewati tahap kerja mana pun, dan terus melakukan penggosokan dengan angka amplas yang sesuai dengan tahapannya. Meskipun tidak terdapat perbedaan yang menonjol ketika kita menga baikan beberapa tahap, saya tetap menepati proses kerja tersebut.

Contoh lainnya, ketika melakukan penyolderan untuk menggabungkan dua lempengan, kami harus mengoleskan boraks di antara kedua lempengan tersebut. Boraks membantu proses penyolderan dan mencegah oksidasi. Masalahnya, ternyata tidak mudah untuk melakukan penyolderan ini di lingkungan kerja yang bersih karena studio memang cenderung mudah berantakan. Namun, baik Bapak Woo maupun saya memiliki sifat yang teliti dan rapi, sehingga kami selalu merapikan sekeliling tempat kerja dan mencuci tangan sebelum mulai bekerja. Banyak orang menilai karya saya sangat lugas, dan saya pikir mungkin itu merupakan cerminan dari proses kerja semacam ini.

Apakah ada kegiatan atau rencana yang ingin Anda lakukan di masa depan?
Saya harap dapat terus berkarya seperti sekarang. Saya juga berencana untuk mengadakan pameran di luar negeri sehingga harus melakukan beberapa persiapan untuk rencana itu. Oh iya, kalau dipikir-pikir, saya ingin membuka “Toko Reparasi Kerajinan”. Karena pekerjaan saya berhubungan dengan logam, saya pandai memperbaiki perkakas dapur dengan menyolder atau menggabungkannya dengan sesuatu dan kembali menghidupkan kegunaannya. Salah satu keunggulan logam adalah anti-pecah. Meskipun benda logam penyok parah, jika ditekan dari bagian yang berlawanan, maka sampai batas-batas tertentu benda tersebut dapat menemukan kembali bentuk asalnya. Saya juga bisa menjahit kulit sofa yang robek. Jika dapat menghidupkan kembali barang-barang yang rusak sehingga dapat terus dan lama digunakan oleh pemilik awalnya – pekerjaan itu akan menjadi sangat bermakna.

Jung Sung-kab Direktur Utama Galeri Seni dan Kerajinan CLIP
Heo Dong-wuk Fotografer

전체메뉴

전체메뉴 닫기